Seluruh Pegawai dilatih BHD (Bantuan Hidup Dasar)
Dalam Rangka menambah keterampilan dan penguasaan pemahaman tentang keselamatan dan kenyamanan bagi seluruh Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah melalui diklat melakukan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada senin 19 Maret 2018 di Aula serbaguna RSUD Kardinah Kota Tegal Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak. Penilaian dan perawatan yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna melanjutkan ketahapan selanjutnya. Hal ini harus dilakukan secara cermat dan terus menerus termasuk terhadap tanggapan korban pada proses pertolongan. Selain untuk meningkatkan keterampilan dan penguasaan pemahaman Pelatihan BHD ini merupakan bagian dari persiapan peningkatan akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, maka seluruh pegawai wajib mengikuti pelatihan BHD ini, akan dilakukan simulasi berkala sebagai telusur internal atas hasil pelatihan oleh Tim Instruktur bersama Divisi Pelayanan Medis dan Keperawatan, serta Divisi SDM, Pendidikan dan Penelitian. Tujuan kemampuan kegawat daruratan diberikan kepada pegawai non medis dimaksudkan untuk melakukan pertolongan pertama kepada pasien terutama kasus emergency sejak masuk melalui pagar dan di sekeliling areal rumah sakit. Kecepatan pertolongan pertama kepada korban sangat menentukan keselamatan jiwa. Keterlambatan pertolongan akan membuat kondisi fatal. Oleh karena itu agar warga yang datang berobat ke institusi keesehatan mendapatkan pelayanan paripurna dan terhindar dari insiden yang tidak diinginkan maka perlu dilakukan pelatihan para pegawai non medis tersebut. BHD sendiri adalah Resusitasi, yang artinya usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi. Selain itu Resusitasi juga dikatakan sebagai sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan ventilasi yang memenuhi syarat. Dalam RJP ( Resusitasi Jantung Paru) terdiri dari 2 tahap yaitu survey primer yang dapat dilakukan oleh setiap orang dan survey sekunder yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedic yang terlatih dan merupakan lanjutan dari survey primer. RJP ini dilakukan terhadap korban henti nafas seperti sumbatan jalan nafas, depresi pernafasan. Selain itu RJP juga diberikan kepada korban henti jantung seperti penyakit jantung dan trauma. (APP-PDE)